Beranda | Artikel
10 Kiat Istiqomah (Bag.18)
Kamis, 18 Juli 2019

Baca pembahasan sebelumnya 10 Kiat Istiqomah (Bag.17)

Kebenaran hanya satu, sedangkan kebatilan itu banyak, namun semuanya kembali kepada dua fitnah : mengikuti syahwat dan syubhat!

Allah Ta’ala berfirman :

وَأَنَّ هَٰذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kalian dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kalian bertakwa.” (QS. Al-An’am:153)

Ayat di atas dijelaskan maksudnya oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits shahih dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dalam Musnad Imam Ahmad berkata :

خَطَّ لَنَا رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم خَطًّا ثُمَّ قَالَ هَذَا سَبِيلُ الله، ثُمَّ خَطَّ خُطُوطًا عَنْ يَمِينِهِ وَعَنْ شِمَالِهِ ثُمَّ قَالَ هَذِهِ سُبُلٌ عَلَى كُلِّ سَبِيلٍ مِنْهَا شَيْطَانٌ يَدْعُو إِلَيْهِ ، ثُمَّ قَرَأَ

﴿وَإِنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلاَ تَتَّبِعُوا السُّبُلَ ، فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ﴾

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menggaris sebuah garis untuk kami, kemudian beliau bersabda : ‘Ini adalah jalan Allah’, kemudian beliau menggaris garis-garis di kanannya dan di kirinya, kemudian beliau bersabda: ‘Ini adalah jalan-jalan (lain), pada setiap jalan dari jalan-jalan tersebut ada setan yang mengajak (manusia) kepadanya’, kemudian beliau membaca (ayat yang artinya) :

‘Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kalian dari jalan-Nya.’ ”.

Setan yang disebutkan dalam hadits di atas mengajak kepada kesesatan (jalan setan), maka ketahuilah ajakan setan itu ada dua macam, dan kedua macam ajakan setan itu diibaratkan dua kelompok jalan di kedua sisi jalan yang lurus dalam hadits di atas.

Baca Juga: Inilah Perjalanan Panjang Meraih Ilmu, Bersabarlah!

Dua macam ajakan setan

Adapun kedua ajakan atau godaan setan itu adalah ajakan kepada mengikuti syahwat, dan mengajak kepada mengikuti syubhat.

Setan tidak peduli dengan ajakan yang mana ia berhasil menyesatkan manusia. Apabila setan melihat tipe orang yang suka teledor dan malas, maka ia goda orang itu dengan jebakan mengikuti syahwat.

Namun apabila setan melihat tipe orang yang semangat beribadah dan suka menjaga diri dari maksiat, maka ia goda orang itu dengan jebakan syubhat.

Sebagaimana ucapan sebagian Salafush Sholeh :

ما أمر الله سبحانه بأمر إلا وللشيطان فيه نزغتان: إما إلى تفريط وتقصير، وإما إلى مجاوزة وغلوّ. ولا يبالى بأيهما ظفر<

“Allah Ta’ala tidaklah memerintahkan dengan suatu perintah kecuali setan memiliki dua model tipu daya: (Pertama) jebakan menelantarkan dan teledor (terhadap perintah-Nya), atau jebakan melampaui batas dan berlebihan. Sedangkan setan tak peduli dengan model tipu daya mana ia dapat berhasil (menggoda manusia)”.

Ibnul Qoyyim rahimahullah mengatakan :

 وقَد نصَبَ الله سبحانه الجسرَ الَّذي يمُرُّ النَّاس منْ فوقِه إلى الجنَّة، ونصبَ بجانِبَيه كلاليبَ تَخطف النَّاسَ بأعمالهم ، فهكَذا كَلاليبُ الباطل مِن تَشْبيهات الضَّلال وشَهوات الغَيِّ تمنَع صاحبَها من الاستقامة على طريق الحقِّ وسلوكِه ، والمعصومُ من عصَمَه الله

“Allah Subhanahu telah memasang jembatan (Ash-Shiroth) yang manusia melalui diatasnya untuk sampai ke surga, dan Allah-pun memasang di kedua sisi jembatan tersebut besi-besi penyambar yang menyambar manusia sesuai dengan perbuatan mereka (sewaktu di dunia), maka demikian pula ‘penyambar-penyambar yang batil’, baik berupa fitnah syubhat yang menyesatkan dan fitnah syahwat yang menyimpangkan (dari kebenaran), keduanya menghalangi dari istiqomah di jalan yang haq dan menghalngi (seseorang) ketika menitinya. Sedangkan orang yang terjaga (dari penyambar-penyambar) tersebut adalah orang yang dijaga oleh Allah”

Baca Juga: Belajar Bersabar Bersama Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah

Al-Qur`an Al-Karim obat penyakit hati

Dan obat dari dua induk penyakit hati tersebut adalah Al-Qur`an Al-Karim, Allah Ta’ala berfirman dalam surat Yunus ayat ke-57:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ

Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan obat bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus : 57)

Dan Ibnul Qoyyim rahimahullah menjelaskan bahwa makna ayat ini adalah didalam Al-Qur`an Al-Karim terdapat obat untuk mengobati berbagai penyakit dalam hati yang meliputi penyakit kebodohan, dan obatnya adalah berilmu dan mendapatkan petunjuk, serta meliputi pula penyakit penyimpangan, dan obatnya adalah mengamalkan ilmu dan petunjuk (rusyd). Dan kedua obat itu ada dalam Al-Qur`an Al-Karim.

Baca Juga:

(Bersambung, insya Allah)

Penulis: Sa’id Abu Ukkasyah


Artikel asli: https://muslim.or.id/47679-10-kiat-istiqomah-bag-18.html